Wednesday, August 29, 2012

Hasil Begadang

Udah beberapa minggu ini pola tidur gue berantakan. Mungkin terpengaruh oleh liburan (yang sebenernya bukan liburan sih) juga kali ya. Emang sih gue dari dulu bukan tipe morning person, tapi akhir-akhir ini kayaknya makin merajalela ini efeknya.

Malem ini lagi-lagi gue gak bisa tidur. Gara-gara udah kebiasaan tidur sekitar jam 4 pagi terus bagun jam 11 siang, jadinya gini deh. Padahal tadi gue udah sengaja pulang cepet biar bisa dipaksain tidur cepet. Tapi ya itu, alhasil cuma gulang-guling di kasur, tak kunjung mata terpejam.

Sebelum tadi gue coba tidur, gue sempet berinternet ria beberapa saat. Gue baca-baca tulisan-tulisan orang-orang muda yang hebat-hebat. Itu emang sengaja kalimatnya gue bikin ambigu. Karena memang both orang-orangnya hebat dan tulisan-tulisannya hebat.

Semakin usia gue bertambah (ceileh bahasanya), semakin gue ngerasa kalo gue nggak ada apa-apanya dibanding apa yang ada di sekitar gue. Nah, the thing about that is, kita bisa melihatnya dari dua sisi yang berbeda. Pertama, bisa jadi pemikiran tersebut menjadi motivasi dimana dengan adanya pemikiran itu, kita jadi terpacu untuk berbuat lebih baik lagi. If things (and people) around us can be (or do) better, then there is no excuse of us not being able to be (or do) better as well. Kedua, bisa jadi, sayangnya, malah dengan pikiran begitu kita jadi ter-demotivasi. Kita ngerasa kalo, yah emang kita cuma bisanya segitu doang, ya gimana lagi dong ya. Akhirnya kita terpaksa settle dengan apa yang ada dan berkeyakinan kalau memang sudah sepantasnya orang lain lebih hebat dari kita. Mau gimana lagi, emang gue cuma kemampuannya begitu.

Which of those two thoughts comes into your head? I really hope it's not the latter.

Nah loh, terus apa hubungannya sama masalah tulisan orang muda hebat? Gue sempet (atau malah masih cukup sering) tergoda untuk berpikiran seperti poin yang kedua. Semakin banyak hal yang gue pelajari, semakin banyak orang yang gue temui, semakin banyak tempat yang gue datangi, semakin gue sadar betapa masih lebih banyak lagi yang bisa dipelajari, makin banyak orang yang bisa ditemui, dan makin banyak tempat yang bisa dikunjungi. Dan itu semua ngebuat gue ngerasa kecil banget.

Mungkin emang diem-diem (dan tanpa gue sadari) gue orangnya ambisius. Gue pengen tau semuanya, pengen nyobain semuanya, pengen ngerasain semuanya, pengen meraih semuanya. Ambisi itu yang mendorong gue buat pede aja dan nekat buat nyoba hal-hal yang sebelumnya gue gak pernah kepikiran buat coba. Cuman, semakin gue melangkah untuk achieve all of that, di sepanjang jalan gue menemui ya yang tadi itu, orang-orang yang lebih hebat dan telah meraih jauh lebih banyak dari apa yang udah gue raih.

Which is when gue mulai merambat dari sisi pertama tadi, menuju sisi kedua.

This is where the thing about tulisan orang muda hebat comes in. So I read these writings and I get that feeling of awe and admiration. In my head I go, whoa these people are amazing, and it makes me feel like nothing. But then I kind of get a hold of myself and something else comes into my head. Maybe, just maybe, the reason I think they are great is because they are writing about things that is not in my expertise. Or something that I haven't experienced before. That got me thinking, if I were to write about something that I know and I've been through, would it also give a reaction the way I react to other people's writing?

When it comes to writing, it actually would draw out a feeling of regret that I have hidden somewhere inside me. When I was younger, I used to write a lot. A lot. It was something that I did basically anywhere. I loved having a notebook and something to write with anywhere I go. It was something that I had to have with me.

I don't know what happened next, but suddenly now, I just don't write anymore. Karena udah gak biasa itulah gue jadi nggak pede sama kemampuan menulis gue. Now I feel reluctant to write.

Gue kayaknya bilang deh ya di bagian tentang blog ini kalo salah satu alasan gue bikin blog ini adalah buat membiasakan diri nulis lagi. Salah satu hal yang ngebantu buat gue untuk memacu diri menulis lagi ternyata adalah gue ingin resurrect that feeling I had when I was younger everytime I was writing. I wasn't doing it for anyone, I was doing it for myself. It was something that I thoroughly enjoyed doing and if nobody ends up reading it, then I don't mind.

I liked that feeling and maybe I should nourish it more. I want to write again, for the sake of writing. I want to be better at it too and I know I can be better. I want it to be something meaningful. If it turns out that other people can get something out of it, then that would be amazing. But if it can't be something meaningful to other people, then at least it would be something meaningful to me. Secara gue masih (sok) muda, mungkin masih ada waktu buat gue untuk jadi salah satu orang muda hebat dengan tulisan yang hebat juga. Semoga.

No comments:

Post a Comment