Friday, November 2, 2012

Tebak-tebak Bahasa

Salah satu hal yang gue suka dari kampus gue di sini adalah jumlah mahasiswa internasionalnya yang cukup tinggi. Waktu dulu pertama tau kalo bakal ke universitas ini, gue gak kebayang kalo ternyata akan seberagam ini.

Sebelumnya, perlu gue jelaskan bahwa istilah "international student" digunakan untuk menyebut mahasiswa-mahasiswa yang bukan warga negara US. Jadi ya mahasiswa-mahasiswa dari negara lain yang merantau untuk menempuh pendidikan di US akan disebut sebagai international student.

Iya sih, mayoritas mahasiswa internasional disini adalah mahasiswa dari Cina dan India. Kalo misal dateng ke  sini, kadang suka gak berasa kalo lagi di US, secara seringkali dikelilingi oleh bahasa-bahasa campur aduk, kebanyakan ya Mandarin dan Hindi.

Thursday, November 1, 2012

Mulai Dingin

Gak percaya gue kalo udah November aja (yang baku itu Nopember apa November sih?). Gak kerasa banget setahun hampir berlalu. Tanpa bermaksud bernostalgia, rasanya baru aja gue melewati tahun baru 2012 bersama sekelompok kawan-kawan nan ceria di sini. Eh sekarang udah tinggal 2 bulan lagi menuju tahun 2013.

Bulan November berarti bulan dimana hawa-hawanya mulai dingin. Belum, belum dingin mencekam. Masih cukup di dingin aja. Sedingin apa kau tanya? Kalo pagi bisa dingin banget sampe cuma 1 digit celcius. Siangan dikit agak mulai naik ke belasan celcius. Sore menjelang malem tergantung, kadang suka balik ke 1 digit, kadang tetep di belasan. Moody-an emang cuaca disini.

Friday, September 21, 2012

Kronologi Penulisan Tesis-to-be

Hal-hal yang justru terjadi saat gue udah duduk manis depan komputer ceritanya mau nulis tesis:
  1. Buka browser dengan dalih "Kan mesti cari artikel-artikel sama paper-paper jurnal buat literature review."
  2. Buka google.com. Sampe tahap ini masih aman.
  3. Mikir bentar, "Nyari artikel tentang apa yaaa...?" Nah disini mulai goyah nih.
  4. Karena gak nemu-nemu mau nyari artikel tentang apa, akhirnya ngetik facebook.com di kotak url menggantikan google.com.
  5. Log in ke facebook. Merasa bersalah. Berdalih "Bentar doang kok, ngecek ada yang kontak apa nggak."
  6. 37 menit kemudian*. Masih buka facebook. Rasa bersalah udah menguap.
  7. 51 menit kemudian*. Eh tau-tau twitter juga udah kebuka. Berdalih "Ngecek aja kok, sekalian baca-baca berita terhangat."
  8. 84 menit kemudian*. Ketawa-ketawa ngakak gara-gara baca-baca berita-berita gak jelas.
  9. 95 menit kemudian*. Capek ketawa. Tiba-tiba pengen dengerin musik. Buka youtube.com.
  10. 108 menit kemudian*. Nyanyi-nyanyi sambil joget-joget diiringi macam-macam lagu dari berbagai video klip.
  11. 120 menit kemudian*. Kok laper ya? Ngemil sesuatu ah. Bangkit dari kursi. Cari-cari apa deh gitu yang bisa dicemil.
  12. 134 menit kemudian*. Kembali duduk depan komputer. Mulai seriusan serius.
  13. Tutup youtube. Buka google scholar. Kok mulai ngantuk ya? Tidur bentar apa ya? 10 menit aja.
  14. Tutup browser. Hibernate komputer. Beranjak ke kasur.
  15. 256 menit kemudian*. Masih ngiler dan ngorok.
Sekian.

* Sejak mulai buka browser.

Friday, September 7, 2012

Persiapan Mencari Funding untuk Pendidikan Pascasarjana di Amerika Serikat

Ini lanjutan post dengan judul 'Jenis-jenis Cara Membiayai Pendidikan Pascasarjana di Amerika Serikat'. Di post ini gue bakal ngebahas tentang persiapannya dulu, jadi belum ke arah technical stages buat daftar atau apply. Ini persiapannya untuk kedua jenis funding, baik fellowship/scholarship maupun assistantship.

Sebelumnya kan gue udah nulis tentang dua jenis funding yang biasa dijadikan solusi oleh mahasiswa untuk membiayai pendidikan pascasarjana di Amerika Serikat. Terus kalo udah tau jenis-jenisnya, mesti gimana dong? Mest bilang wow gitu?

Boleh aja kalo mau bilang wow juga. Tapi lebih boleh lagi kalo kemudian kita mulai mengidentifikasi apa-apa aja yang perlu dipertimbangkan dan disiapkan untuk apply ke kedua jenis funding tersebut.

Wednesday, August 29, 2012

Jenis-jenis Cara Membiayai Pendidikan Pascasarjana di Amerika Serikat

Hari ini gue ikutan workshop yang ngebahas tentang funding opportunities untuk graduate school. Jadi dalam workshop tersebut dibahas mengenai cara-cara yang bisa kita jadikan pertimbangan untuk membantu membiayai pendidikan pascasarjana kita di US. Secara gitu ya, mahal buanget gitu loh sekolah di sini, apalagi untuk kita-kita international students.

Sistem pendanaan untuk pendidikan pascasarjana di Amerika Serikat bisa dibilang cukup berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia, masih umum kita denger kalimat-kalimat seperti, "Ah ntar dulu deh sekolah lagi, ngumpulin duit dulu," dan pandangan tersebut dikarenakan asumsi yang beredar yaitu kalo mau sekolah ya mesti punya uang, karena kita sendiri yang harus bayar biayanya. Either that atau option lain adalah cari beasiswa.

Begitu gue sampe di US dan mulai mengenal lebih dalam budaya pendidikan pascasarjana disini, ternyata oh ternyata untuk sistem pembiayaannya, yang selanjutnya akan gue sebut funding, lebih banyak alternatif yang bisa kita jelajahi selain biaya sendiri dan beasiswa.

Hasil Begadang

Udah beberapa minggu ini pola tidur gue berantakan. Mungkin terpengaruh oleh liburan (yang sebenernya bukan liburan sih) juga kali ya. Emang sih gue dari dulu bukan tipe morning person, tapi akhir-akhir ini kayaknya makin merajalela ini efeknya.

Malem ini lagi-lagi gue gak bisa tidur. Gara-gara udah kebiasaan tidur sekitar jam 4 pagi terus bagun jam 11 siang, jadinya gini deh. Padahal tadi gue udah sengaja pulang cepet biar bisa dipaksain tidur cepet. Tapi ya itu, alhasil cuma gulang-guling di kasur, tak kunjung mata terpejam.

Sebelum tadi gue coba tidur, gue sempet berinternet ria beberapa saat. Gue baca-baca tulisan-tulisan orang-orang muda yang hebat-hebat. Itu emang sengaja kalimatnya gue bikin ambigu. Karena memang both orang-orangnya hebat dan tulisan-tulisannya hebat.

Friday, August 17, 2012

Sepeda Roda Dua: Decision Making


Maka pencarian pun dimulai.

Gak tau mau mulai darimana, akhirnya gue browsing-browsing dulu deh harga sepeda. Ternyata yang bagusan harganya alamakjan gak sanggup deh gue. Sepeda baru harganya cukup membuat gue gak bisa tidur (gak juga deng). Karena salah satu pertimbangan gue dalam membeli sepeda adalah harga, maka gue memutuskan kalo gue belum sanggup deh beli sepeda baru. Jadilah gue memutuskan untuk beli used bicycle saja untuk saat ini.

Untungnya waktu itu gue pernah diajak sama temen gue ke toko sepeda di deket kampus. Toko itu juga jual used bike. Alhasil toko itulah yang menjadi sasaran gue.

Secara gue itu pemalas tingkat tinggi, gue sempet menunda-nunda buat ngecek ke toko itu. Kemalasan gue menyebabkan gue gak pernah beranjak-beranjak untuk mengunjungi toko itu. Karena itulah, akhirnya gue mencari-cari informasi mengenai apakah toko tersebut punya website.

Thursday, June 14, 2012

Sepeda Roda Dua: Learning Curve

Jadilah gue memutuskan untuk beli sepeda.

Beberapa pertanyaan kemudian bermunculan di kepala gue. Diantaranya adalah sepeda yang kayak apa yang mesti gue beli dan bakal beli sepeda dimana gue. Gue melewati beberapa tahap pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan akan pembelian sepeda ini. Tak kusangka ternyata diperlukan energi ekstra buat gue dalam menjalani prosesi penentuan pembelian sepeda yang cukup penting bagi keberlangsungan per-commuter-an gue ini.

Gue punya sejarah yang cukup menegangkan dengan dunia persepedaan. Gue baru belajar naik sepeda orang gede (= sepeda roda dua) dengan benar adalah sekitar masa-masa SMP deh kayaknya (apa SMA ya?). Itu juga gara-gara akhirnya gue nemu sepeda orang gede yang bisa gue gunakan. Bukan nemu juga sih, tapi itu dulunya sepeda punya tante gue dan waktu itu udah gak dipake lagi dan ditaro gitu aja di rumah yang saat itu gue tempati. Jadilah gue pake.

Wednesday, June 13, 2012

Sepeda Roda Dua: Prologue

Gue seneng banget waktu beli sepeda dan inilah awal mula kisahnya. Jarak kampus ke kosan gue sekitar 20-30 menit kalo jalan kaki. Tergantung jalan kakinya kecepatannya kayak apaan. Kalo kayak orang kebelet beol, bisa 20 menit. Kalo kayak orang yang lagi leha-leha, ya paling 30 menit-an. Nah, selain jalan kaki, bisa juga ke kampus pake bus. Bus-nya dateng tiap 30 menit sekali. Lumanyunlah ya, kalopun kelewat, nunggu setengah jam sambil ngecengin abang-abang supir truk yang lewat ya gak masalah. Kecuali kalo buru-buru, e.g. kebelet beol apalagi kalo lagi diare. Merana itu namanya.

Ok, jadi itu sekilas tentang settingan situasi per-commuter-an gue saat ini. Opsi yang ada adalah antara jalan kaki atau naik bus. Atau nebeng orang kalo kebetulan lagi hoki. Lalu, bagaimana rumusan permasalahannya?

Monday, June 11, 2012

Kata Pengantar

I think I ran out of ideas for a title for this first post. Lalu tiba-tiba terbersit "kata pengantar". Mungkin ini sebuah pertanda. Pertanda tingkat kreatifitas otak gue menurun. Kasian yah.

Sebelumnya, gue udah pernah coba buat blog-blog lain. Tapi gak pernah ada yang bener (which means gue-nya yang gak pernah bener). Namun, sebagai individu yang pantang menyerah (dan pengen kembali bener), gue memutuskan buat bikin blog lagi. Ya blog ini jadinya.

Akan diisi dengan apakah blog ini? Tulisan.
Tulisan mengenai apakah? Kehidupan.
Kehidupan siapakah?

Pertanyaan terakhir itulah yang masih menjadi misteri bagi gue. Jadilah sepertinya gue akan menulis tentang kehidupan gue aja deh dulu kali ya. Setidaknya untuk sementara.

Don't worry, nothing really ever happens to me. Jadi tak perlu waspada akan kehadiran konten-konten yang tidak senonoh atau semacamnya. Gue anak baik-baik kok. Yakin deh yakin.

But just as a warning, kadang gue suka nulis hal-hal yang gak relevan dengan apapun yang kira-kira anda-anda sekalian anggap penting untuk dibaca maupun dibahas. Tapi kadang ada hal-hal yang berguna juga lhooo (mungkin).

Singkat kata, demikian sekilas-dua kilas kata pengantar dari gue.

Harap maklum dan salam semangat!