Wednesday, August 29, 2012

Jenis-jenis Cara Membiayai Pendidikan Pascasarjana di Amerika Serikat

Hari ini gue ikutan workshop yang ngebahas tentang funding opportunities untuk graduate school. Jadi dalam workshop tersebut dibahas mengenai cara-cara yang bisa kita jadikan pertimbangan untuk membantu membiayai pendidikan pascasarjana kita di US. Secara gitu ya, mahal buanget gitu loh sekolah di sini, apalagi untuk kita-kita international students.

Sistem pendanaan untuk pendidikan pascasarjana di Amerika Serikat bisa dibilang cukup berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia, masih umum kita denger kalimat-kalimat seperti, "Ah ntar dulu deh sekolah lagi, ngumpulin duit dulu," dan pandangan tersebut dikarenakan asumsi yang beredar yaitu kalo mau sekolah ya mesti punya uang, karena kita sendiri yang harus bayar biayanya. Either that atau option lain adalah cari beasiswa.

Begitu gue sampe di US dan mulai mengenal lebih dalam budaya pendidikan pascasarjana disini, ternyata oh ternyata untuk sistem pembiayaannya, yang selanjutnya akan gue sebut funding, lebih banyak alternatif yang bisa kita jelajahi selain biaya sendiri dan beasiswa.

Hasil Begadang

Udah beberapa minggu ini pola tidur gue berantakan. Mungkin terpengaruh oleh liburan (yang sebenernya bukan liburan sih) juga kali ya. Emang sih gue dari dulu bukan tipe morning person, tapi akhir-akhir ini kayaknya makin merajalela ini efeknya.

Malem ini lagi-lagi gue gak bisa tidur. Gara-gara udah kebiasaan tidur sekitar jam 4 pagi terus bagun jam 11 siang, jadinya gini deh. Padahal tadi gue udah sengaja pulang cepet biar bisa dipaksain tidur cepet. Tapi ya itu, alhasil cuma gulang-guling di kasur, tak kunjung mata terpejam.

Sebelum tadi gue coba tidur, gue sempet berinternet ria beberapa saat. Gue baca-baca tulisan-tulisan orang-orang muda yang hebat-hebat. Itu emang sengaja kalimatnya gue bikin ambigu. Karena memang both orang-orangnya hebat dan tulisan-tulisannya hebat.

Friday, August 17, 2012

Sepeda Roda Dua: Decision Making


Maka pencarian pun dimulai.

Gak tau mau mulai darimana, akhirnya gue browsing-browsing dulu deh harga sepeda. Ternyata yang bagusan harganya alamakjan gak sanggup deh gue. Sepeda baru harganya cukup membuat gue gak bisa tidur (gak juga deng). Karena salah satu pertimbangan gue dalam membeli sepeda adalah harga, maka gue memutuskan kalo gue belum sanggup deh beli sepeda baru. Jadilah gue memutuskan untuk beli used bicycle saja untuk saat ini.

Untungnya waktu itu gue pernah diajak sama temen gue ke toko sepeda di deket kampus. Toko itu juga jual used bike. Alhasil toko itulah yang menjadi sasaran gue.

Secara gue itu pemalas tingkat tinggi, gue sempet menunda-nunda buat ngecek ke toko itu. Kemalasan gue menyebabkan gue gak pernah beranjak-beranjak untuk mengunjungi toko itu. Karena itulah, akhirnya gue mencari-cari informasi mengenai apakah toko tersebut punya website.